Pendahuluan
Definisi
Ankle sprain merupakan kasus trauma yang sering terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Pada kasus ankle sprain ligamen di ankle kita mengalami regangan hingga ruptur. Berdasarkan pembagiannya ankle sprain dibagi menjadi 2, yakni high ankle sprain dan low ankle sprain. Agar memahami kasus ankle sprain mari kita lihat anatomi terlebih dahulu
Anatomi
Secara anatomi bagian ankle memiliki 2 sisi ligamen, yakni bagian medial dan lateral. Pada bagian lateral terdapat 3 (tiga) ligamen, diantaranya Anterior Talofibular Ligament, Calcaneofibular Ligament, dan Posterior Talofibular Ligament.
Pada sisi medial terdapat 4 (empat) ligamen diantaranya Tibiocalcaneal Ligament, Posterior Tibiotalar Ligament, Anterior Tibiotalar Ligament, dan Tibionavicular Ligament.
Dari bagian-bagian tadi kasus yang sering terjadi adalah regangan tau rupturnya Aterior Talofibular Ligament, Calcaneofibular Ligament (sekitar 90%)
Diagnosis
Bagaimana kita bisa mengetahui kasus trauma adalah kasus ankle sprain. Perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (bila ada indikasi).
Anamnesis
Dari anamnesis kita bisa mencurigai terjadi ankle sprain apabila didapatkan
- Kasus trauma atau cedera pada pergelangan kaki disertai dengan keluhan nyeri saat digerakan serta pembengkakan pada pergelangan kaki.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik setekah dilakukan primary survey meliputi (airway, breathing, circulation, disability dan environment) clear maka dilakukan pemeriksaan status lokalis
Pada status lokalis bisa didapatkan
-Look : Tampak pembengkakan
-Feel : Teraba hangat
- Movement : Range of movement (ROM) terbatas
Selain itu lita dapat melakukan pemeriksaan test khusus untuk mencurigai ligament mana yang mengalami kerusakan
1. Anterior drawer test : didapatkan kelemahan pada ligamen bagian lateral
2. Inversion stress test : dicurigai adanya cedera pada ligamen bagian lateral pergelangan kaki
3. Eversion stress test : dicurigai adanya cedera pada ligamen bagian medial pergelangan kaki
Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan apabila terdapat adanya indikasi.
Pemeriksaan radiology ankle (X-ray)
Indikasi menurut Ottawa ankle rules
Pemeriksaan lain bisa meliputi pemeriksaan MRI yang dapat dipertimbangkan apabila nyeri dirasakan menetap lebih dari 8 minggu setelah terjadi ankle sprain atau atas indikasi oleh dokter.
Klasifikasi
Klasifikasi ankle sprain terdiri atas 3 (tiga) derajat
- Grade I meliputi regangan pada ligamen atau terjadi robekan miksoskopik
- Grade II meliputi regangan pada ligamen ata terjadi robekan parsial
- Grade III meliputi robekan total
Tatalaksana
Tatalaksanan ankle sprain meliputi tatalaksana umum dan khushs
Tatalaksanan umum
- Melakukan rehabilitasi secara teratur
- Pemanasan bila hendak berolahraga
Tatalaksana khusus
Non farmakologi
PRICE
P: Proteksi (Lidungi daerah yang mengalami cedera agar cedera tidak menjadi lebih berat misalnya menggunakan splint)
R : Rest (Istirahatkan daerah yang mengalami cedera selama 2-3 harı. Setelah itu mular menggerakan daerah yang mengalami cedera secara perlahan)
I : Ice (Kompres Daerah yang mengalami cedera menggunakan es namun jangan kontak langsung, misal membungkus es tengan kain/ice bag lalu kompreskan di daerah cedera selama 15-20 menit setiap 2-3 jam)
C : Compress (Balut Daerah yang mengalami cedera dengan elastic bandage until membatasi gerakan dan membatasi pembengkakan, namun lepas pada saat hendek tidur)
E :Elevate (Posisikan dearth yang mengalami cedera lebih tingi saat istirahat atau tidur)
Tindakan operatif
Tindakan operatif dilaksanakan atas indikasi dan dilakukan oleh spesialis otrhopedi.
Sumber :
1. Young, Craig C. Medscaper. July 24, 2017 http://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview
2. Bodylak, John. Orthobullets. https://www.orthobullets.com/foot-and-ankle/7028/low-ankle-sprain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar